๐งฉ Allah Tidak Butuh Ibadah Kita
Bahkantatkala kehidupan kita diberikan oleh Allah SWT nikmat rezeki yang banyak. Sudah ada ketentuan bahwa ada hak orang lain dalam rezeki kita. Dimana ketika kita tidak membebaskan hak orang lain tersebut dari rezeki kita. Maka outputnya adalah rezeki yang kita terima menjadi tidak berkah. Dengan pemahaman ini, seharusnya kita semakin sadar
loading...Pengasuh Ponpes Ash-Shidqu Kuningan Jawa Barat, Al-Habib Quraisy Baharun. Foto/Istimewa Ketahuilah, Allah Ta'ala tidak membutuhkan amal ibadah kita. Allah Ta'ala memerintahkan manusia untuk menyembah-Nya, bukan karena DIA butuh untuk disembah. Tetapi manusialah yang butuh kepada Allah sebagaimana firman-Nyaููุง ุฃููููููุง ุงููููุงุณู ุฃูููุชูู ู ุงููููููุฑูุงุกู ุฅูููู ุงูููููู ููุงูููููู ูููู ุงููุบูููููู ุงููุญูู ููุฏู"Hai manusia, kamulah yang sangat butuh kepada Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya tidak memerlukan sesuatu lagi Maha Terpuji." QS. Fathir 15. Baca Juga Menurut Pengasuh Ponpes Ash-Shidqu Kuningan Jawa Barat, Al-Habib Quraisy Baharun , andai semua manusia kafir dan ingkar kepada Allah, sama sekali tidak mengurangi kekuasaan dan kemulian-Nya. Allah Ta'ala berfirmanููู ูุง ุฎูููููุชู ุงููุฌูููู ููุงููุฅูููุณู ุฅููููุง ููููุนูุจูุฏูููู ู ูุง ุฃูุฑููุฏู ู ูููููู ู ู ููู ุฑูุฒููู ููู ูุง ุฃูุฑููุฏู ุฃููู ููุทูุนูู ูููู ุฅูููู ุงูููููู ูููู ุงูุฑููุฒููุงูู ุฐูู ุงูููููููุฉู ุงููู ูุชูููู"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku saja. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh". QS. Adz Dzariat 56-58 Baca Juga "Kita beribadah atau tidak, kita melakukan amal kebaikan atau tidak. Kita taat atau ingkar, kita maksiat atau tidak, sama sekali tidak berpengaruh pada keagungan Allah Ta'ala. Andai seluruh manusia beriman dan bertakwa, keagungan Allah tetap pada kesempurnaan-Nya," terang Habib Quraisy . Baca Juga Dalam sebuah Hadis Qudsi , Allah berfirmanูุง ุนุจุงุฏู ! ูู ุฃู ุฃูููู ูุขุฎุฑูู ูุฅูุณูู ูุฌููู . ูุงููุง ุนูู ุฃุชูู ููุจ ุฑุฌู ูุงุญุฏ ู ููู . ู ุง ุฒุงุฏ ุฐูู ูู ู ููู ุดูุฆุง . ูุง ุนุจุงุฏู ! ูู ุฃู ุฃูููู ูุขุฎุฑูู . ูุฅูุณูู ูุฌููู . ูุงููุง ุนูู ุฃูุฌุฑ ููุจ ุฑุฌู ูุงุญุฏ . ู ุง ููุต ุฐูู ู ู ู ููู ุดูุฆุง"Wahai hamba-Ku, andai seluruh manusia dan jin dari yang paling awal samapi yang paling akhir, seluruhnya menjadi orang yang paling bertaqwa, hal itu sedikitpun tidak menambah kekuasaan-Ku. Wahai hamba-Ku, andai seluruh manusia dan jin dari yang paling awal sampai yang paling akhir, seluruhnya menjadi orang yang paling bermaksiat, hal itu sedikitpun tidak mengurangi kekuasaan-Ku". HR. Muslim, No. 2577 Baca Juga Demikianlah Allah Ta'ala tidak butuh terhadap ibadah kita. Namun kitalah yang butuh untuk itu. Allah Taโala berfirmanุฅููู ุฃูุญูุณูููุชูู ู ุฃูุญูุณูููุชูู ู ููุฃูููููุณูููู ู ููุฅููู ุฃูุณูุฃูุชูู ู ููููููุง"Jika kamu berbuat baik, kebaikan itu bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri". QS. Al Isra 7ููู ููู ููุดูููุฑู ููุฅููููู ูุง ููุดูููุฑู ููููููุณููู"Dan barangsiapa yang bersyukur kepada Allah, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri". QS. Luqman 12.Karena itu, apalagi alasan kita untuk enggan dan malas beribadah dan beramal? Bukankah itu untuk kita sendiri? Semoga tausiyah singkat ini bermanfaat dan menjadi penyemangat kita untuk beramal saleh. Baca Juga Wallahu Ta'ala A'lamrhsAllahTa'aala berfirman: "Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS.
9 FOLLOW untuk mengikuti artikel-artikel mencerahkan Follow Us Mengapa dalam nalar-keimanan kita terpatri pemahaman bahwa praktik-praktik ibadah dilakukan karena perintah Allah dan dimaksudkan untuk menyembah-Nya? Itu terjadi, karena mispersepsi terhadap firman-firman Allah yang secara literal kurang lebih mengungkapkan demikian. Sehingga, problematika itu menjadi bagian integral dari terbentuknya nalar-keimanan yang rancu. Praktik-praktik peribadatan yang selama ini kita lakukan, seperti puasa, salat, zakat, haji, masih terkonstruksi dalam pengertian bahwa itu semua dilakukan karena perintah Allah dan untuk menyembah-Nya. Tak sedikitpun terbersit dalam nalar-keimanan kita bahwa, Allah sebagai Zat Mahakuasa tidak membutuhkan ibadah dan sesembahan apapun. Bagaimana mungkin Zat Yangmahakuasa meminta sesuatu dari ciptaan-Nya? Berkebalikan dari itu, justru banyak sinyalemen yang memberi pertanda bahwa semua ibadah dalam doktrin Islam berdimensi kemanusiaan antroposentrisme, bukan berdimensi ketuhanan/teosentrisme Arkoun, 1993. LIKE untuk mengikuti artikel-artikel mencerahkan Sebab itu, peribadatan dalam Islam tidak ditujukan untuk menciptakan muslim yang saleh secara ritual dan saleh terhadap Allah an sich. Peribadatan seharusnya dilakukan seorang untuk menghasilkan kesalehan privat dan sosial, karena demikian itulah substansi peribadatan yang dimaksudkan dan diperintahkan Allah. Peribadatan yang berdimensi antroposentris memiliki arti bahwa semua peribadatan tidak satupun dimaksudkan untuk menyembah Allah, apalagi dengan pemahaman bahwa Allah mempunyai kepentingan terhadap ibadah tersebut. Dimensi antroposentrisme ibadah, hanya dimaksudkan untuk kepentingan umat manusia semata, supaya mereka mendapat ketenangan setelah keruhnya kehidupan dunia. Sebaik-baiknya implementasi ibadah juga harus tertransformasi kepada dimensi sosial yang lain. Jadi, ibadah tidak hanya untuk kepentingan privat-antroposentris, melainkan juga untuk kepentingan sosial-antroposentris. Problematika Teks Mengapa dalam nalar-keimanan kita terpatri pemahaman bahwa praktik-praktik ibadah dilakukan karena perintah Allah dan dimaksudkan untuk menyembah-Nya? Itu terjadi, karena mispersepsi terhadap firman-firman Allah yang secara literal kurang lebih mengungkapkan demikian. Sehingga, problematika itu menjadi bagian integral dari terbentuknya nalar-keimanan yang rancu. Banyak sekali firman-firman Allah yang dimispersepsi sehingga dampaknya tidak dirasakan secara substansial dalam dimensi antroposentris. Misalnya firman-firman Allah seperti โtidak Ku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk menyembah-Ku 5156, atau โmanusia harus menyembah Allah yang telah menciptakannya dan manusia-manusia sebelumnya supaya ia bertakwa 221, atau โsembahlah Allah, sekali-kali tak ada tuhan selain-Nya 759. Hadis Qudsi yang mengungkapkan tujuan diciptakan manusia adalah untuk mengonfirmasi eksistensi Allah, juga turut mengesankan seakan-akan Allah memang ingin disembah. Ibrahim Madkour, dalam catatan Boisard pernah mengutip hadis qudsi itu โAku ini dulunya sebagai suatu harta simpanan yang tak diketahui, kemudian Aku ingin agar dikenal.โ Untuk maksud itu, Allah menciptakan manusia, maka manusia mengetahui-Nya Boisard, 1980 Sesungguhnya teks-teks itu tidak problematis. Problematika terjadi akibat mispersepsi terhadap teks-teks itu. Apa dampak mispersepsi dari teks-teks itu? Salah satu hal fundamental yang dampaknya dirasakan secara langsung dalam kehidupan kita adalah anggapan bahwa ibadah dilakukan karena perintah Allah dan untuk menyembah-Nya. Dalam dataran itulah, ibadah hanya berdimensi teosentrisme. Padahal, tujuan fundamental ibadah supaya manusia mendapat ketentraman bagi dirinya privat-antroposentris dan bagi orang lain di sekelilingnya sosial-antroposentris. Konfirmasi Teks Di balik perintah Allah agar menusia beribadah untuk menyembah-Nya, sesungguhnya tersirat penekanan bahwa ibadah sesungguhnya untuk umat manusia itu sendiri. Firman-firman Allah yang memerintahkan supaya kaum muslim beribadah, adalah firman yang berfungsi sebagai konfirmasi bahwa kaum muslim sesungguhnya membutuhkan dimensi spiritualitas dan religiositas dalam kehidupan. Semua itu hanya akan ditemukan dengan cara menyembah Allah sebagai harapan kehidupan yang lebih baik di dunia maupun setelah dunia. Jadi, kata perintah amar yang menyatakan Allah meminta kaum muslim menyembah-Nya, tidak berarti Allah memerintah Ia disembah, melainkan mengonfirmasi bahwa kesadaran untuk menyembah Allah akan menguntungkan. Dari pemahaman itu, sesungguhnya sangat merugilah mereka yang tidak menyembah Allah. Menyembah Allah, tidak berarti sesembahan itu untuk Allah, melainkan demi kepentingan kaum umat manusia itu sendiri Wahid, 1997. Ini senada dengan tujuan fundamental ibadah dalam doktrin Islam. Keadilan Allah, justru terletak pada saat Ia tidak membutuhkan ibadah dari ciptaan-Nya. Cukuplah setiap perintah ibadah untuk kepentingan umat itu sendiri. Dengan demikian, kesadaran untuk beribadah bukan lagi karena โpaksaanโ perintah Allah tapi datang dari dorongan internal kita. Pemahaman bahwa ibadah untuk umat manusia itu sendiri, akan menimbulkan spirit dan rangsangan untuk lebih banyak lagi beribadah. Dengan demikian, kita diharapkan akan menemukan kedamaian privat dan memiliki etos transformasi sosial. Di situ juga tersirat pesan bahwa kita tidak bisa hanya berharap dari kerja-keras dan penalaran kita saja agar hidup ini lebih tentram. Dengan adanya kesadaran beribadah seperti itu, sesungguhnya terletak pengandaian bahwa setiap manusia membutuhkan harapan-harapan dan kedamaian dengan menyembah Allah. Jadi, Allah tidak butuh disembah, melainkan kita sendiri yang sesungguhnya butuh menyembah-Nya.๏ปฟArtinya โMengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dari semesta alam.โ. Mampu melaksanakan Rukun Islam yang kelima ini memiliki artian siap untuk mengorbankan harta yang dimiliki
- Walaupun Allah memerintahkan kita untuk beribadah, memberitakan bahwa tujuan kita diciptakan adalah untuk beribadah kepada-Nya, namun bukan berarti Allah membutuhkan ibadah kita. Tidak ada manfaat yang Allah ambil dari kita dengan ibadah itu dan Allah pun tidak menginginkannya. Allah Mahakaya, Mahasempurna dan ุฃููููููุง ุงููููุงุณู ุฃูููุชูู ู ุงููููููุฑูุงุกู ุฅูููู ุงูููููู ููุงูููููู ูููู ุงููุบูููููู ุงููุญูู ููุฏูโHai manusia, kamulah yang membutuhkan kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya tidak memerlukan sesuatu lagi Maha Terpuji.โ QS. Fathir [35] 15Semua manfaat ibadah yang kita lakukan itu akan kembali kepada kita. Karena manusia adalah makhluk lemah, miskin dan tak ุดูููุฑู ููุฅููููู ูุง ููุดูููุฑู ููููููุณููู ููู ููู ููููุฑู ููุฅูููู ุฑูุจููู ุบูููููู ููุฑููู ูโDan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.โ QS. An-Naml [27] 40Begitu pun, jika seluruh manusia kufur kepada Allah, tidak beribadah kepada-Nya, menelantarkan perintah-perintah-Nya dan melanggar larangan-larangan-Nya, maka hal itu tidak membahayakan Allah sama sekali. Akan tetapi kemadaratannya akan kembali kepada manusia itu ููุง ุฃููููููุง ุงููููุงุณู ููุฏู ุฌูุงุกูููู ู ุงููุญูููู ู ููู ุฑูุจููููู ู ููู ููู ุงููุชูุฏูู ููุฅููููู ูุง ููููุชูุฏูู ููููููุณููู ููู ููู ุถูููู ููุฅููููู ูุง ููุถูููู ุนูููููููุง ููู ูุง ุฃูููุง ุนูููููููู ู ุจููููููููโKatakanlah โHai manusia, sesungguhnya teIah datang kepadamu kebenaran Al Quran dari Tuhanmu, sebab itu barangsiapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya petunjuk itu untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang sesat, maka sesungguhnya kesesatannya itu mencelakakan dirinya sendiri. Dan aku bukanlah seorang penjaga terhadap dirimu.โ QS. Yunus [10] 108ููููุงูู ู ููุณูู ุฅููู ุชูููููุฑููุง ุฃูููุชูู ู ููู ููู ููู ุงููุฃูุฑูุถู ุฌูู ููุนูุง ููุฅูููู ุงูููููู ููุบูููููู ุญูู ููุฏูโDan Musa berkata โJika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari nikmat Allah maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.โ QS. Ibrahim [14] 8Allah subhaanahu wa taโaala pun berfirman dalam hadis qudsiโWahai hamba-hamba-Ku, andai orang-orang terdahulu kalian dan paling akhir, manusia dan jin, seluruhnya berhati orang yang paling takwa diantara kalian, hal itu tidak akan menambah kerajaan-Ku sedikit pun.โWahai hamba-hamba-Ku, andai orang-orang terdahulu kalian dan paling akhir, manusia dan jin, seluruhnya berhati orang yang paling jahat diantara kalian, hal itu pun tidak akan pernah mengurangi sedikit pun dari kerajaan-Ku.โ HR Muslim no. 2577Abu Khalid Saudarasaudara sekalian.. Allahu ghayatuna -> Allah tujuan kita.. Allah tujuan kita mengandung arti agar kita mengikhlaskan untuk Allah segala perkataan dan perbuatan kita, ibadah dan perjuangan kita. Sehingga kita diakui sebagai hamba-hamba-Nya yang mukhlisin dan menjadilah semboyan yang selalu kita ikrarkan setiap waktu dan tempat: Kitatidak perlu berdebat tentag Allah.. Karna dia dzat yang maha suci dan diriNya Ghoip dengan dzat Nya sendiri. Jadi, yang kita perlukan hanyalah beribadah untuk berdoa kepadaNya dengan kebijaksanaan untuk selalu mengingat Allah. Kebersihan batin, menjaga pikiran dan intelek tenang dan suci, bebas dari kotoran, adalah sangat penting bagi IHRAMCO.ID, JAKARTA -- Alquran menjelaskan bahwa semua ibadah, hidup dan mati seorang hamba hanya untuk Allah SWT. Hal ini dijelaskan dalam Surah Al-An'am Ayat 162. Agama Awalnya Hanya Satu. Infografis Tiga Amalan Paling Berat Diamalkan. Pakar: Semua Ibadah yang Kita Lakukan Bermanfaat untuk Tubuh.Berikutini adalah salah satu contoh ceramah Ramadhan singkat dan menyentuh yang membahas mengenai habluminnannas dan habluminallah di bulan Ramadhan yang dikutip dari buku berjudul Islam Rahmat Bagi Alam Semesta yang disusun oleh Tim Penceramah JIC (2005:16-19): Ketika Allah SWT memerintahkan kita melaksanakan ibadah shaum, Allah SWTSelainsifat khusyuk, yakin dan istiqomah agar doa yang dipanjatkan dikabulkan, 6 syarat ini harus dipenuhi saat kita memanjatkan doa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Yuk simak ulasan lengkapnya dibawah ini! 1. Berdoa harus didasari dengan rasa ikhlas atau berserah diri kepada-Nya. Sifat rasa ikhlas dalam berdoa perlu dihadirkan pada diri dan
Halini pula yang membuat perbedaan mengapa ุฅู ุดุงุก ุงููู ditulis dengan โinsya Allahโ dan โin shaa Allahโ. Untuk kedua penulisan ini, jika maksud dan bunyinya adalah ุฅู ุดุงุก ุงููู, maka dia benar. Namun umumnya dalam bahasa Indonesia ditulis โinsya Allahโ atau "insyaallah" (sesuai KKBI) sebagaimana kita biasa menulis
Halini terjadi bukan karena tidak adanya toleransi, melainkan akibat dari tidak adanya kesetaraan di ruang publik. Bagi Sukidi, dalam membangun integrasi sosial, kesetaraan antar komponen bangsa merupakan harga mati. โKeluarga besar Muhammadiyah harus menjiwai bahwa kita semua setara. Tuhan menciptakan kita berbeda-beda, dari suku, agama BuletinAt-Tauhid edisi 4 Tahun XI. Sakit bukanlah alasan untuk tidak beribadah atau mengurangi intensitas ibadah yang sudah rutin kita lakukan, bahkan kita tetap beribadah dan semakin mendekatkan diri kepada Allah, banyak berdoa dan berharap hanya kepada Allah. Di antaranya adalah ibadah hati berupa kesabaran dan menerima takdir.Artinya Tidak disyaratkan niat di dalam ibadah yang tidak serupa dengan kebiasaan, atau tidak serupa dengan ibadah yang lain, seperti iman kepada Allah, maโrifat kepada Allah, takut kepada Allah, berharap kepada Allah, niat, membaca al-qurโan, dan berdzikir. Karena semua ibadah tersebut bisa dibedakan bentuknya.
.