JawapanTeka Teki dan Silang Kata. Sistem 25 untuk soalan teka silang kata dari gajah apa baik hati . Sistem kita mengumpul soalan dan jawapan teka silang kata dan teka teki daripada silang kata yang popular, teka-teki yang terdapat di media massa, game Android dan lain-lain akhbar popular.
Gajah Yang Baik Hati Suatu hari ada seekor Gajah. Tubuhnya tinggi, besar dan gemuk. Belalainya sangat panjang dan kuat. Sepasang gading yang besar dan kokoh. Gajah itu sangat baik hati. Ia selalu memberikan makanan kepada binatang-binatang yang kelaparan. Dan ia pun selalu memberikan pertolongan kepada mereka yang kesusahan. Baik binatang yang besar maupun binatang kecil seperti tikus dan semut. Pada suatu hari. Gajah mengadakan perjalanan yang sangat jauh, ia berkeliling hutan dan bertemu dengan Harimau yang sedang kesakitan. Karena terkena pohon yang yang jatuh. ’Gajah… gajah…., tolong aku!’’ kata Harimau menahan rasa sakit. Mendengar teriakan Harimau. Gajah itu langsung mengangkat pohon yang menghimpit tubuh Harimau dengan belalainya. ’Terima kasih kawan!’’ ucap Harimau ’Seandainya kamu tidak segera datang menolongku, mungkin aku sudah mati karena tertindih pohon yang sangat besar. Sekali lagi terima kasih Gajah.’’ ’Kamu harus bersyukur karna masih bisa selamat dan hanya mengalami luka ringan.’’ Kata Gajah. ’Ya kamu benar Gajah. Rasanya tidak mungki ada binatang lain yang sanggup menolongku untuk mengangkat pohon sebesar itu. Selain kau.’’Narasiyang agung dapat mencerahkan hati. Olah kepekaan dan ketajaman akal budimu. Olah juga kekuatan dan kebesaran jiwamu. Cerita Silat Bersambung --- MAHAKALA YAJNA TS lonelylontong . 11-07-2020 15:45 . Kaskus Geek Posts: 24,700 Gajah Petak memasang telinganya baik-baik, menanti jawaban dari Tumenggung Widyaguna.
Ada beragam cerita dongeng hewan yang kisahnya seru dan mengandung pesan positif. Salah satu contohnya adalah cerita fabel Gajah dan Kelinci. Keseruan kisahnya bisa kamu simak di artikel ini. Kelinci kerap menjadi karakter hewan dalam sebuah dongeng. Biasanya, binatang bertelinga panjang itu digambarkan sebagai sosok yang licik dan sombong. Namun, dalam cerita fabel berjudul Gajah dan Kelinci, ia memiliki sifat yang kelinci digambarkan sebagai sosok yang baik hati, cerdas, dan suka menolong sesama hewan. Ia bahkan bisa membuat seekor harimau jahat ingin membaca keseruan cerita fabel Gajah dan Kelinci, langsung saja baca artikel ini. Selain kisahnya, kami juga telah memaparkan unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya. Selamat membaca! Alkisah, pada zaman dahulu, ada seekor kelinci bernama Keken. Karena sempat terjatuh, kakinya terluka dan ia kesulitan berjalan. “Susah sekali punya kaki yang sakit. Aku jadi tak bisa lompat ke sana ke mari,” ucap Keken. Pada suatu pagi, Keken pergi ke tepi sungai untuk minum air. Namun, ia mengalami kesulitan. “Aduh, aku tak bisa meraih air gara-gara kakiku sakit. Bagaiamana ini,” ucapnya bingung. Ia lalu pergi dari tepi sungai untuk mencari bantuan. Ketika berjalan mencari bantuan, ia tiba-tiba bertemu dengan seekor kambing buta bernama Binggo yang terkujur lemas. “Hai, Binggo, kenapa kau tampak sangat lemas? Ada apa denganmu? Kau butuh bantuan?” tanya Keken cemas. “Aku sangatlah kehausan, Ken. Aku tak tahu apakah sudah hampir tiba di sungai atau belum,” ucap Binggo. Keken hanya tersenyum. Ia tahu bahwa sungai tak jauh dari tempat Binggo terkapar. Binggo punya kaki tapi tak bisa melihat. Sedangkan dirinya punya mata, tapi kakinya tak sempurna. Ia pun segera menolong Binggo menuju sungai. Lalu, mereka pun minum sepuasnya. “Terima kasih Ken karena kamu telah menolongku,” ucap Binggo pada kelinci. “Kembali kasih, Bing. Aku pun juga berterima kasih padamu. Tanpamu, aku tak bisa meraih air di sungai ini,” jawab Keken. Baca juga Cerita Gajah Mada dan Pencuri Misterius Beserta Ulasan Lengkapnya, Dongeng Klasik Masa Kejayaan Kerajaan Majapahit Saling Membantu Setelah puas minum, Keken mendapatkan ide bagus. Ia yang kakinya tak sempurna dan Binggo yang tak bisa melihat bisa bekerja sama. Mereka bisa saling bantu dan saling menguntungkan. Kelinci pun kembali tersenyum senang dengan idenya. “Bing, aku punya sebuah ide. Bagaimana kalau kita bekerja sama? Aku membantumu dan kamu membantuku,” ucap Keken. “Apa maksudmu, Ken?” tanya Binggo bingung. “Kau buta sedangkan aku pincang sehingga tak bisa berjalan dengan lancar. Jadi, kau bisa membantuku dengan kakimu, sementara aku membantumu dengan mataku,” jelas kelinci. “Tampak sangat menarik. Tapi, bagaimana caranya, Ken?” ucap kambing itu. “Caranya sangat mudah, Kawan. Aku bisa duduk di atas punggungmu dan aku akan mengarahkan ke mana saja kita akan pergi. Sehingga, kau membantuku dengan kakimu dan aku membantumu dengan mataku,” jawab Keken dengan sangat ramah. Mendengar penjelasan Keken, Binggo merasa sangat senang. Ia menerima ide cemerlang Keken itu. “Idemu sangat bagus, Ken. Mari kita bersahabat dan saling membantu,” ucap Binggo dengan senang. “Jadi, kau setuju dengan ideku, kan?” tanya Keken memastikan, “Tentu saja! Cepatlah naik ke atas punggungku,” kata si kambing. Keken merasa sangat senang. Bukan hanya karena ia bisa berjalan di atas punggung Binggo, tapi juga karena ia mendapatkan sahabat baru. Binggo pun merasa gembira karena ia mendapatkan sahabat. “Kawan, seandainya kau tak datang menolongku, mungkin aku sekarang sudah mati karena dehidrasi,” ucap Binggo sambil terus berjalan. “Oh, lupakan semua itu, Kawan. Aku hanya kebetulan lewat dan melihatmu. Urusan mati dan hidup adalah kehendak Tuhan,” jawab Keken dengan bijak. Sejak saat itu, Binggo dan Keken bersahabat. Ke mana-mana, mereka selalu bersama dan saling membantu. Baca juga Cerita Rakyat Urashima Taro dari Jepang dan Ulasan Menariknya, Kisah Seorang Nelayan Baik Hati yang Tak Bisa Menjaga Janji Melihat Seekor Gajah Menangis Pada suatu pagi, Keken dan Binggo berjalan-jalan ke tempat yang sangat indah. Kelinci menceritakan keindahan alam yang ia lihat agar sahabatnya pun dapat merasakan keindahan alam tersebut. “Bing, di depan kita terdapat rerumputan yang sangat hijau. Selain itu, ada pula bunga-bunga dengan warna yang indah sedang bermekaran. Pohon-pohon juga sangat rimbun,” jelas Keken. “Wah, hanya dari penjelasanmu saja, aku bisa merasakan betapa indahnya pemandangan alam di depan kita,” ucap Binggo senang. Saat mereka sedang menikmati alam, tiba-tbia saja Keken melihat seekor gajah yang sedang duduk di tepi jalan. Gajah itu sedang menangis. “Sahabatku, tak jauh dari tempat kita duduk, ada seekor gajah yang tampaknya sedang menangis,” ucap Keken. “Kenapa ia menangis?” tanya Binggo. “Aku juga tak tahu. Mari kita dekati dia dan tanyakan langsung kepadanya,” jawab Keken. Setelah itu, mereka pun berjalan mendekat si Gajah. Sesampainya di sana, Keken yang baik langsung bertanya. “Hai, Gajah. Aku Keken dan ini temanku Binggo. Siapa namamu? Kenapa kau menangis?” tanya Keken. “Hai, Keken dan Binggo. Namaku Ele. Aku menangis karena harimau akan membunuhku,” ucap Ele sambil menyeka air matanya. “Kenapa ia ingin membunuhmu?” tanya Binggo. “Pagi ini aku mencari makan untuk anak-anakku di hutan sana. Tapi, tiba-tiba saja seekor harimau menangkapku. Ia ingin membunuh dan memakanku. Lalu, aku teringat anak-anak yang sedang menungguku. Karena itu, aku memohon padanya untuk pulang dahulu dan berpamitan pada anak-anakku. Ia mengizinkanku dengan syarat aku harus kembali lagi sore ini. Jika aku tak menepati janjiku, ia akan membunuhku dan seluruh anakku,” jelas Ele dengan mata berkaca-kaca. “Lantas, apa yang akan kamu lakukan sekarang?” tanya Keken. “Aku akan menepati janjiku, yaitu menemui harimau. Namun, aku sebenarnya tak sanggup. Karena itulah aku merasa sedih dan ingin menangis,” imbuh Ele menangis. Mendengar cerita Ele membuat Keken dan Binggo geram. “Ini tak bisa dibiarkan begitu saja. Tak seharusnya harimau itu memangsamu,” ucap Keken. “Aku tak bisa berbuat apa-apa lagi, Ken. Aku hanya bisa menemuinya agar anak-anakku selamat,” ucap Ele. Keken Membantu Ele Setelah berpikir sejenak, akhirnya Keken mendapatkan ide untuk membantu Ele. “Aha! Akhirnya aku mendapatkan ide untuk membantumu, El,” seru Keken. “Benarkah? Bagaimana caranya, Ken?” tanya Ele. “Sekarang, kau hanya perlu berbaring di pinggir jalan ini. Lalu, aku akan menaikimu,” kata Keken. Ele menuruti perkataan Keken tanpa ragu dan membantah. Ia hanya ingin selamat dari serangan si harimau sehingga bisa berkumpul lagi dengan anak-anaknya. Setelah Ele berbaring, segeralah Keken turun dari punggung Binggo dan menaiki punggung Ele. “Kau harus berpura-pura telah mati, El. Aku akan berakting memakan dagingmu saat harimau datang,” ucap Keken. “Baiklah, Ken. Aku akan diam saja dan pura-pura mati,” ucap Ele. Tak lama kemudian, benar saja, harimau bernama Gerry itu mencari-cari si gajah. Ia sudah sangat lapar dan ingin segera menyantap daging Ele yang teramat besar. Lalu, Gerry melihat Keken sedang menjilati daging Ele. Ia berpikir kelinci itu sedang memakan mangsanya. “Hei, Kelinci bodoh! Gajah itu milikku, kenapa kamu memakannya!” teriak Gerry marah. Keken tak langsung menjawab. Ia justru memandangi harimau itu dengan tatapan penuh amarah. Mengelabui Harimau Harimau geram melihat tatapan hewan kecil itu penuh amarah. “Berani-beraninya kau menatapku seperti itu! Cepat menyingkir dari gajah itu! Ia milikku!” ucap Gerry dengan lantang. “Hahaha, bisa-bisanya kau berkata seperti itu! Akulah yang pertama mendapatkan gajah besar ini! Artinya, dia milikku! Bukan milikmu!” ujar Keken tegas. Gerry merasa heran mendengar kata-kata Keken. Biasanya hewan kecil takut dengan dirinya. Tapi, kelinci itu justru melawan dirinya. “Kalau memang ia milikmu, jelaskan padaku, bagaimana kau membunuhnya? Hah? Aku yakin kau tak bisa menjawabnya. Lagi pula, mana bisa hewan kecil sepertimu menghabiskan daging gajah sebesar itu? Hahaha,” ujar Gerry. “Hahaha, kau pikir aku kelinci yang lemah? Dengan satu gigitan saja, aku bisa membunuh binatang sebesar ini. Jika aku dapat membunuh hewan sebesar ini, aku pun bisa dengan mudah membunuh hewan sepertimu,” ucap Keken dengan sangat berani. Gerry hanya bisa diam saja. Ia tak percaya dengan perkataan Keken. Di sisi lain, ia juga merasa khawatir bila ucapan kelinci itu benar adanya. “Kali ini, aku masih memberimu kesempatan. Gajah ini cukup membuatku kenyang. Aku tak butuh dagingmu. Karena itu, segeralah pergi dari sini sebelum aku kehilangan kesabaran,” ucap Keken dengan nada tegas. “Ga… gajah ini milikku! Kamu tak seharusnya memakannya!” kata Gerry dengan sedikit gugup. Ia mulai merasa takut. Tapi, ia tetap ingin merebut gajah itu. Harimau Ketakutan “Wah! Berani sekali kau menantangku. Apakah kau tak percaya dengan ucapanku? Aku bisa saja membunuhmu sekarang,” ucap Keken marah. Tiba-tiba, Keken melompat turun dari Ele. Ia lalu dengan berani mendekati Gerry. Dengan tatapan penuh amarahnya, Keken menggeram pada Gerry. Harimau itu sangat ketakutan, ia lalu berlari dengan sangat cepat untuk menyelamatkan diri. Pada akhirnya, Ele berhasil selamat dari serangan harimau. “Terimakasih, Ken! Berkatmu aku bisa selamat,” ucap Ele. “Ah, tidak perlu sungkan. Aku hanya sedikit menakuti harimau itu. Tak seharusnya ia memangsa binatang lain,” ucap Keken. Berkat Keken, Ele pun kembali berkumpul dengan anak-anaknya yang sedang bersedih. Ia lalu menceritakan kisah si Keken dalam menyelamatkan dirinya. Pada akhrinya, Keken dan Binggo melanjutkan perjalanan mereka. Jika ada yang membutuhkan pertolongan, mereka tak segan-segan membantu. Karena itulah banyak orang yang sangat menyayangi Keken dan Binggo. Baca juga Cerita Dongeng Kakek Pemekar Bunga dari Jepang Beserta Ulasan Menariknya, Kisah Pengingat untuk Selalu Berbuat Baik dengan Ketulusan Unsur Intrinsik Usai membaca ceirta fabel Kelinci dan Gajah di atas, yuk, ulik dulu unsur intrinsiknya. Mulai dari tema hingga pesan moral, berikut ulasan singkatnya; 1. Tema Inti atau tema dari cerita fabel panjang ini adalah tentang kerjasama dan saling membantu. Seekor kelinci yang kesulitan berjalan dan seekor kambing yang buta saling bekerjasama dan saling melengkapi satu sama lain. Selain itu, cerita fabel ini juga mengisahkan tentang seekor kambing dan kelinci yang berusaha menolong gajah yang akan menjadi mangsa harimau. Beruntung kelinci cukup cerdas sehingga ia berhasil menolong si gajah. 2. Tokoh dan Perwatakan Sumber Mom Junction Dongeng panjang tentang hewan ini memiliki beberapa tokoh utama protagonis. Mereka adalah seekor kambing, kelinci, dan gajah. Kelinci alias Keken adalah hewan yang cerdas, bijak, dan suka menolong. Dalam cerita fabel ini, si kelinci menolong kambing buta dan gajah yang hendak menjadi mangsa seekor harimau. Kambing adalah sosok yang bijak dan juga baik. Ia mau menolong si kelinci yang kakinya sedang terluka sehingga tak bisa berjalan. Sedangkan gajah adalah sosok yang rela berkorban. Tak ingin anaknya terluka, ia siap menjadi santapan seekor binatang buas. Tokoh antagonis dalam cerita fabel Gajah dan Kelinci ini siapa lagi kalau bukan harimau. Ia sangatlah bodoh dan penakut sehingga Keken dengan mudah membohonginya. 3. Latar Ada beberapa latar tempat yang digunakan cerita fabel ini. Latar tempat utamanya adalah di hutan belantara. Secara spesifik, dongeng ini terjadi di tepi danau dan tepi jalan. Baca juga Kisah Mulan dari Tiongkok beserta Ulasan Lengkapnya, Dongeng Seorang Perempuan Tangguh yang Menyamar Menjadi Prajurit 4. Alur Cerita Fabel Gajah dan Kelinci Alur dongeng ini adalah maju alias progresif. Cerita bermula dari seekor kelinci bernama Keken yang tak bisa mengambil air di tepi sungai karena kakinya yang sakit. Saat hendak mencari pertolongan, ia bertemu dengan seekor kambing buta bernama Binggo yang terkapar lemas. Rupanya, Binggo merasa sangat haus. Tapi, ia tak tahu di mana lokasi sungai. Karena itu, Keken memutuskan tuk membantu Binggo dengan mengarahkan lokasi sungai. Lalu, Keken meminta Binggo untuk bekerjasama. Ia siap menjadi navigator buat Binggo. Sebab, Keken juga butuh kaki untuk berjalan. Binggo pun sepakat untuk bekerjasama dengan Keken. Sejak saat itu, mereka pun ke mana-mana bersama dan menjadi sahabat. Saat sedang berjalan-jalan, mereka bertemu dengan gajah bernama Ele yang menangis. Ternyata ia hendak menyerahkan diri sebagai mangsa harimau benrama Gerry. Untung saja Keken punya ide untuk menolong Ele. Keken lalu meminta Ele pura-pura mati. Ia lalu berakting sedang memakan daging Ele dihadapan Gerry. Setelah perebutan sengit, pada akhirnya Gerry takut dengan Keken. Ia merasa si Keken bisa saja membunuhnya. Karena itu, Gerry lari terbirit-birit menyalamatkan diri. Akhirnya, Ele pun selamat. 5. Pesan Moral Kamu mungkin penasaran dengan pesan moral dari cerita fabel panjang tentang Gajah dan Kelinci ini. Amanat utamanya adalah hidup harus saling tolong menolong. Meski mengisahkan tentang hewan, pesan moralnya relatable dengan kehidupan manusia. Sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan, kita sudah seharusnya hidup saling menolong satu sama lain. Jika ada teman, kerabat, atau siapa pun yang membutuhkan pertolongan, berilah bantuan semampumu dan berikan dengan ikhlas. Sebab, di kemudian hari, saat kamu butuh bantuan, Tuhan pasti membantumu lewat peratara manusia. Pesan moral lainnya adalah jangan merasa terpuruk dengan kekuranganmu. Tuhan memang tak menciptakan manusia dengan sempurna. Semua pasti punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Karena itu, janganlah kamu merasa sedih dan malu dengan kekuranganmu. Selain unsur intrinsik, cerita dongeng ini juga ada unsur ekstrinsiknya. Di antaranya adalah nilai-nilai dari luar kisahnya yang mempengaruhi berlangsungnya jalannya cerita. Seperti, nilai sosial, budaya, dan moral. Baca juga Cerita Dongeng The Jungle Book dan Ulasan Menariknya, Kisah Petualangan Bocah yang Dibesarkan Serigala di Hutan Rimba Fakta Menarik Masih butuh informasi lainnya seputar cerita fabel Gajah dan Kelinci ini? Nah, baca dulu fakta menarik yang telah kami paparkan berikut ini; 1. Ada Versi Lain Sumber Storieo Sama seperti dongeng pada umumnya, cerita fabel Gajah dan Kelinci ini juga memiliki beberapa versi. Di India, ada cerita fabel Gajah dan Kelinci yang cukup populer. Dongeng itu mengisahkan tentang sebuah danau yang mengalami kekeringan karena hujan tak kunjung turun. Beberapa hewan mati kehausan. Lalu, sekelompok gajah mengadu pada raja mereka, Chaturdanta. Raja lalu memerintahkan beberapa pasukan untuk mencari danau lain yang masih memiliki air. Mereka berhasil menemukan danau yang airnya tak mungkin surut meski hujan tak kunjung datang. Chaturdanta lalu meminta seluruh pasukan untuk berbondong-bondong menuju danau itu. Dalam perjalanan, mereka tanpa sengaja menginjak dan membunuh ribuan kelinci. Raja Kelinci merasa geram. Ia lalu memerintahkan seekor kelinci untuk memberi pelajaran pada para gajah itu. Raja ingin mereka meminta maaf pada kelinci. Si kelinci cerdas itu lalu mendapatkan ide. Ia berdiri di sebuah pohon tempat para gajah beristirahat dan berpura-pura menjadi perantara Dewa Bulan. Kemudian, ia mengatakan bahwa Dewa Bulan murka karena para gajah membunuh para kelinci. Lalu, Chaturdanta mengatakan bahwa ia dan pasukannya tak sengaja menginjak kawanan kelinci. Kelinci yang mengaku perantara Dewa Bulan mengatakan itu mengatakan bahwa Dewa Bulan sangat menyayangi para kelinci sehingga para gajah harus meminta maaf. Chaturdanta merasa takut. Lalu, ia pun mengunjungi Raja Kelinci dan meminta maaf atas kejadian itu. Ia berjanji tak akan mengusik ketenangan para kelinci lagi. Baca juga Kisah Tukang Sepatu dan Liliput Beserta Ulasan Lengkapnya, Dongeng yang Mengajarkan Tentang Kebaikan dan Ketulusan Hati dalam Menolong Orang Lain Sudah Puas dengan Cerita Fabel Gajah dan Kelinci di Atas? Demikianlah cerita fabel tentang Gajah dan Kelinci beserta ulasan lengkapnya seputar unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya. Kamu suka dengan kisahnya? Kalau suka, jangan ragu tuk membagikan kisahnya ke teman-temanmu. Buat yang butuh cerita dongeng lainnya, lansung saja kunjungi kanal Ruang Pena. Ada cerita dongeng Kelinci dan Kura-Kura, Semut dan Merpati, serta Pangeran Ikan. Selain dongeng, ada pula cerita rakyat Nusantara yang kisahnya cukup menarik. Beberapa di antaranya adalah legenda Datu Pujung, asal usul Salatiga, legenda Batu Menangis, dan masih banyak lagi. Selamat membaca! PenulisRinta NarizaRinta Nariza, lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, tapi kurang berbakat menjadi seorang guru. Baginya, menulis bukan sekadar hobi tapi upaya untuk melawan lupa. Penikmat film horor dan drama Asia, serta suka mengaitkan sifat orang dengan zodiaknya. EditorKhonita FitriSeorang penulis dan editor lulusan Universitas Diponegoro jurusan Bahasa Inggris. Passion terbesarnya adalah mempelajari berbagai bahasa asing. Selain bahasa, ambivert yang memiliki prinsip hidup "When there is a will, there's a way" untuk menikmati "hidangan" yang disuguhkan kehidupan ini juga menyukai musik instrumental, buku, genre thriller, dan misteri.Adalaba-laba ajaib! Sarangnya terbuat dari emas,"Tak lama terdengar suara anak-anak. Laba-laba terkejut sekali. "Oh, jadi inikah keajaiban yang diberikan Peri Bintang kepadaku," pikir Laba-laba dalam hati. "Wah! Benar-benar emas murni! Ayo kita tangkap laba-laba ini. la akan membuat kita kaya!" usul salah seorang anak. GAJAHTERJATUH KE DALAM LUBANG. Semuanya bermula apabila gajah tersebut jatuh ke dalam sebuah lubang parit yang agak dalam dan dipenuhi dengan tanah. Pada mulanya, agak sukar dan mustahil untuk gajah tersebut naik kembali. Namun, setelah dibantu oleh manusia yang baik hati, ia dapat untuk segera naik ke atas. CeritaFabel Gajah dan Kelinci Alkisah, pada zaman dahulu, ada seekor kelinci bernama Keken. Karena sempat terjatuh, kakinya terluka dan ia kesulitan berjalan. "Susah sekali punya kaki yang sakit. Aku jadi tak bisa lompat ke sana ke mari," ucap Keken. Pada suatu pagi, Keken pergi ke tepi sungai untuk minum air. Namun, ia mengalami kesulitan. SEMUTYANG SOMBONG DAN KUPU-KUPU YANG BAIK HATI (SPANYOL) Di sebuah hutan di luar Kota Madrid, hidup berbagai binatang. Ada se-. mut, kelinci, burung, kucing, capung, kupu-kupu, dan binatang lainnya. Suatu hari, badai dahsyat menerjang hutan itu. "Kraak kraak" terdengar bunyi pohon dan dahan-. dahan patah di segala penjuru.
Adikadik, pemimpin yang baik adalah yang perhatian kepada rakyatnya. Ia ingin mengetahui keadaan rakyatnya. Apakah mereka pemalas atau rajin. Seorang Pemimpin yang baik juga harus ingin tahu apakah rakyatnya punya cukup makanan atau tidak. Dari cerita ini juga, kita bisa belajar menjadi orang yang rajin dan ikhlas memikirkan kepentingan orangNagasasradan Sabuk Inten Jilid 12. Karena itu, baik Mahesa Jenar maupun Gajah Sora pada saat itu harus mengerahkan segenap daya kekuatan batinnya untuk melawan pengaruh suara itu. Namun demikian kesaktian Pasingsingan yang tersalur lewat bunyi tertawa itu bagaikan jarum yang menusuk-nusuk ulu hati. Alangkah nyerinya, bahkan panas pula seperti
Adasaja ulah kreatif traveler di dunia maya. Sebuah boneka gajah mendadak tenar di sosial media karena diphotoshop keliling dunia. Di baliknya, ternyata ada kisah yang cukup mengharukan. Forum sosial media Reddit mendadak gempar akan postingan seorang ayah dengan akun bernama @kontankarite. Dalam unggahannya, dia menceritakan bahwa anak laki-laki temannya, kehilangan sebuah boneka gajah yang jadiCeritadongeng gagak dan bangau ,Pada zaman dahulu, di sebuah hutan rimba, ada monyet ,tupai dan gajah, mereka mermain lempar-lemparan buah. "Gajah saya akan melempar buah jeruk ini ke kamu" kata Monyet" "Baik lah monyet, Aku sudah siap nih.." kata Gajah" Sang monyet pun meleparkan buah jeruk tadi ke Gajah dengan kuat sekali, tak lama
Adikadik dongeng ini adalah lanjutan dari dongeng yang berjudul Gajah yang baik hati dan Harimau , Nah dongeng kali ini gajah yang baik menolong kancil yang sedang terjebak di dalam kolam besar ditengah hutan, Bagaimana caranya sigajah menolong sikancil, yuk kita baca cerita lanjutannya ya adik-adik.
.